Rabu, 06 Januari 2010

Pembicara bijaksana : Hilangkan Meaningless Words

effective-speaker“Perbedaan antara orang pintar dan orang bijaksana adalah orang pintar tahu apa yang harus dikatakan, sementara orang bijaksana tahu perlu atau tidak kalimat tersebut dikatakan” – Frank M Garafola –

“Yaa gitu deh.”

Seberapa sering kita mendengar kalimat seperti ini? Mungkin sudah tak terhitung banyaknya. Rasanya cukup sulit untuk memahami maksud si pembicara tanpa adanya probing lebih lanjut. Karena memang pada dasarnya kalimat ini tidak memiliki makna, atau meaningless words. Di beberapa literatur juga didapatkan istilah yang tak jauh berbeda, yaitu powerless words dan vocalizers.

Sayangnya, kalimat tanpa makna ini tidak hanya muncul pada percakapan sehari-hari, tetapi juga dapat muncul dalam sebuah forum formal. Kata-kata ini juga dapat muncul dalam sebuah diskusi, seminar, ataupun wawancara di televisi. Tak jarang kita temukan seorang pembicara yang sangat cerdas namun menjawab pertanyaan dari pembawa acara dengan kata-kata seperti “Gitu loh”. Contoh lain yang sering terucap adalah “Umm…” atau “Eeeeh…” yang seringkali dipergunakan untuk mengisi kekosongan atau jeda berpikir saat sedang berbicara. Padahal, penggunaan kata-kata ini dapat menimbulkan kesan negatif pada pembicara. Salah satunya menyebabkan pembicara terlihat tidak memiliki rasa percaya diri, tidak yakin, tidak siap berbicara, atau lebih lagi terlihat tidak terlalu cerdas (Hunt, 1981; Berkley, 2002).

Menurut ketiga pendiri sekolah TALK-inc, Sriewijono, Tumewu, & Parengkuan (2008), ada tiga alasan yang menjelaskan penyebab seringnya kata-kata tanpa makna tersebut kita ucapkan. Pertama, sebagian besar orang berbicara tanpa berpikir. Kata-kata spontan ini seringkali muncul apabila tidak tersedia waktu untuk berpikir, atau karena sedang tidak terpikir apa yang akan dibicarakan. Misalnya ketika seorang pembicara yang tiba-tiba ditanya oleh pendengar atau ketika pertanyaan dari pendengar cukup menyulitkannya.

Kedua, sebagian besar orang berbicara hanya dari sudut pandangnya. Terkadang seorang pembicara lupa bahwa pendengarnya tidak memiliki sudut pandang dan kerangka berpikir yang sama. Misalnya pembicara lupa bahwa pendengarnya belum tentu memiliki pengetahuan dasar yang sama dengannya. Sehingga, pembicara sering menggunakan kata “ya begitu” tanpa menjelaskan apa makna “begitu” yang dia maksud.

Ketiga, sebagian besar orang berbicara tanpa memperhatikan dampaknya. Banyak orang yang tidak mempertimbangkan akibat dari kata-kata yang dikeluarkannya. Seperti misalnya pernyataan “kasian deh lo” seperti sudah tidak jelas tujuannya. Apakah kalimat ini untuk menyatakan empati atau sedang mengejek. Sayangnya, banyak orang yang berkomentar seperti itu namun tidak mempertimbangkan kemungkinan pengaruhnya terhadap orang yang diajak bicara.

Melihat akibat negatifnya, kata-kata tanpa makna ini dapat menjadi “virus” bagi seorang pembicara. Oleh karena itu, ada beberapa tips untuk meminimalisir penggunaan kata-kata ini.

1. Diagnosa masalah. “Virus” ini bersifat unconscious, sehingga terkadang kita tidak sadar telah mengucapkannya. Salah satu cara untuk mendiagnosa seberapa besar “virus” ini telah mempengaruhi penampilan kita adalah dengan merekam ketika kita sedang berbicara di depan umum. Kemudian, dengarkan kembali rekaman tersebut dan tandai ketika kata-kata tersebut terucap. Hal ini dapat melatih pendengaran kita agar mampu cepat mengidentifikasikan kata-kata tanpa makna tersebut.

2. Berhenti bicara ketika tiba-tiba menyadari pengucapan kata-kata tanpa makna tersebut, atau saat merasa kata-kata tersebut akan keluar. Oleh karena itu, penting sekali kemampuan yang didapat dari poin pertama di atas. Jangan merasa takut untuk diam sebentar di sela-sela presentasi, karena ternyata apabila tidak lebih dari 5 detik, pendengar tidak akan terlalu menyadari hal tersebut. Selain dapat membantu mengumpulkan kata-kata yang sempat hilang tersebut, pause tersebut juga sekaligus memberikan waktu bagi pendengar untuk merefleksikan apa yang baru saja pembicara katakan. Apabila keheningan sesaat itu masih terasa menakutkan, tarik nafas, baru mulai bicara. Hal ini dapat membantu tetap tenang, dan pause tersebut tidak lagi terasa begitu menakutkan.

3. Minta bantuan pada teman ataupun keluarga. Minta mereka untuk mengingatkan kita apabila kata-kata tersebut muncul. Apabila hal ini konstan dilakukan, mampu membantu menghilangkan kebiasaan buruk ini lebih cepat.

Jadi, ingin menjadi orang pintar atau orang bijaksana?

Referensi

Berkley, S. (2002, February 7). How to Cure the “Verbal Virus” A Five-Step Treatment Plan. Retrived October 19, 2009, from School for Champions : http://www.school-for-champions.com

Hunt, G. T. (1981). Public Speaking. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.

Sriewijono, A., Tumewu, B., & Parengkuan, E. (2008). TALK-inc. points. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Rabu, 30 Desember 2009

Mata Diklat KKPI

Ditulis Oleh : Ahmad Zidni

Di halaman ini anda bisa mendapatkan semua informasi tentang KKPI (Keterampilan komputer dan pengelolaan informasi). Bisa juga saling sharing, tanya jawab atau apapun tentang KKPI dihalaman ini.

Sumber materi atau modul KKPI (Keterampilan komputer dan pengelolaan informasi)

  • Modul 1 Mengetik 10 Jari
    Download Daftar Isi_modul 1
    Download modul kkpi
    Download Modul 1 Mengetik 10 Jari
    Download modul kkpi
  • Modul 2 mengidentifikasi dan mengoperasikan komputer personal
    Download Daftar Isi_modul 2
    Download modul kkpi
    Download modul 2 mengidentifikasi dan mengoperasikan komputer personal
    Download modul kkpi
  • Modul 3 mengoperasika peripheral komputer
    Download Daftar Isi_modul 3
    Download modul kkpi
    Download Modul 3 mengoperasika peripheral komputer
    Download modul kkpi
  • Modul 4 mengoperasikan perangkat lunak pengolah kata
    Download Daftar Isi_modul 4
    Download modul kkpi
    Download modul 4 mengoperasikan perangkat lunak pengolah kata
    Download modul kkpi
  • Modul 5 mengoperasikan perangkat lunak lembar sebar
    Download Daftar Isi _modul 5
    Download modul kkpi
    Download modul 5 mengoperasikan perangkat lunak lembar sebar
    Download modul kkpi
  • Modul 6 mengoperasikan perangkat lunak prensentasi
    Download Daftar Isi_modul 6
    Download modul kkpi
    Download modul 6 mengoperasikan perangkat lunak prensentasi
    Download modul kkpi
  • Modul 7 mengoperasikan perangkat lunak basis data
    Download Daftar Isi_modul 7
    Download modul kkpi
    Download Modul 7 mengoperasikan perangkat lunak basis data
    Download modul kkpi
  • Modul 8 Melakukan Koneksi dan bekerja pada internet
    Download Daftar Isi_modul 8
    Download modul kkpi
    Download Modul 8 Melakukan Koneksi dan bekerja pada internet
    Download modul kkpi
  • Modul 9 Pengelolaan Informasi
    Download Daftar Isi_modul 9
    Download modul kkpi
    Download Modul 9 Pengelolaan Informasi
    Download modul kkpi
  • Modul 10 Jaringan Komputer
    Download Modul 10 Jaringan Komputer

    Download modul kkpi

  • Modul 12 Mengoperasikan Scanner
    • Download Modul 12 Jaringan Komputer

      Download modul kkpi

Rabu, 03 Juni 2009

Soal KKPI Tahun 2009


SOAL PILIHAN GANDA KKPI

1.      Menghapus satu karakter di sebelah kiri kursor menggunakan fasilitas…

a.       Delete 
b.      Esc     
c.       Backspace
d.      Enter

2.      Perangkat keras komputer yang berfungsi sebagai alat masukan  adalah..

a.       CPU
b.      Speaker          
c.       LCD
d.      Keyboard

Rabu, 11 Juni 2008

Soal KKPI Tahun 2008


SOAL PILIHAN GANDA KKPI

1.      Perangkat keras komputer yang berfungsi sebagai alat keluaran adalah…
a.       CPU                                                    c.    Monitor
b.      Keyboard                                            d.    Mouse
2.      Peralatan penyimpan data berikut yang memiliki kapasitas paling besar adalah..
a.       Floppy Disk                                        c.    CD
b.      Flash Disk                                           d.    Hard Disk